Monday, May 30, 2005

Angelo Giuseppe Roncalli

Angelo Giuseppe Roncalli
Menjembatani Perubahan Abad XX Ke XXII


Tubuhnya yang gemuk dan roman wajah yang mencirikan seorang petani yang baik hati. Ia sendiri mengakui bahwa dia memiliki penampilan yang tidak baik untuk difoto. Rakyat Roma masih meragukan kemampuannya, ketika ia terpilih sebagai pemimpin umat Katolik, Sebagai Paus Yohanes XXIII. Banyak tokoh Katolik mengejeknya dengan sebutan “Papa di passagio”, artinya Paus Masa Peralihan.
Penampilan luar dari Roncalli memang tidak meyakinkan, tetapi Kardinal Leo Suenens dari Brussel pernah mengatakan, “Pandangan sejarah Gereja pasti mengatakan bahwa ia telah membuka jaman baru bagi Gereja dan meletakan tonggak perbatasan antara abad XX dan XXII”. Kenyataan ini memang membuktikan, bahwa selama tahun masa kepemimpinannya, wajah Gereja semakin simpatik dan manusiawi, terbuka bagi segala pertanyaan dan kebutuhan umat manusia.
“Dunia bergerak” demikian Paus ini mengatakan. “sangatlah perlu bagi kita untuk mencari jalan masuk ke dalam dunia yang bergerak itu, dan hendaknya kita tidak memboroskan waktu dengan hanya menentang saja. Aku lebih suka maju, bahu membahu dengan dunia dari pada menyendiri sehingga dunia akan melewati aku.” Semboyan hidupnya adalah,”Tidak beristirahat pada tempat yang kalut dan sepi, tetapi senantiasa mencari kontak yang baru, selalu mengerti tanda-tanda jaman dan tuntutannya”
Keluarga besar Roncalli tinggal di desa Satto el Monte, Italia Utara dengan jumlah anggota sebanyak 34 orang. Keluarga ini miskin hingga untuk makan sehari-hari, nyonya Roncalli hanya mampu memasak sayur-sayuran dan sup sebagai makanan. Roncalli harus berjalan kaki sepanjang enam kilometer kesekolahnya setiap hari tanpa alas kaki, tapi Roncalli sangat menyukai dan menikmati perjalannya ini. Disekolah Roncalli termasuk murid yang pintar.
Pekerjaan Roncalli yang pertama adalah Sekretaris Uskup Radini Tedeschi yang berkedudukan di kota Bergamo. Pastor Roncalli ini menonjol dalam ide-idenya. Pada saat itu kaum buruh sedang menuntut pengurangan jam kerja dan kenaikan upah. Roncalli dan Uskup mengadakan dapur umum bagi para demonstran sehingga mereka dapat lebih lama dalam melakukan aksi mogok, sampai 50 hari, dan akhirnya serikat buruh yang resmi disetujui.
Roncalli sebenarnya senang mengajar atau Pastor biasa di sebuah desa. Pada awalnya ia mengajar di sebuah desa. Pada awalnya ia mengajar di Universitas Latheran di Roma. Roncalli yang memiliki banyak ide-ide progresif menjadi tidak popular di kalangan dosen-dosen kolot. Belum selesai ia mengajar satu semester, ia telah dipindah tugaskan kepekerjaan lain. Ketidak berhasilan Romo Roncalli merupakan berkat bagi Gereja. Beberapa puluh tahun lamanya Romo Roncalli mendapat tugas sebagai diplomat di Kedutaan sehingga ia tersingkirkan dari lingkungan Gereja, tetapi ia mendapat pengalaman yang baik bagi calon Paus Pembaharuan Gereja. Ketekunan kemampuan diplomasi, sikap hormat terhadap pengalaman orang lain telah menyatu dalam diri Roncalli.
Tahun 1925, Roncalli mendapatkan tugas pertama sebagai Duta Vatikan untuk Bulgaria. Pada awalnya, Paus Pius merasa ragu akan kemampuan Roncalli, tetapi segera terbukti bahwa kekhawatiran itu tidak beralasan. Sukses di Bulgaria, Roncalli mendapat tugas di Istambul sebagai duta Vatikan. Dengan kerja keras dan tabah hati, Roncalli dapat membuat umat Katolik bernafas lega. Ia dapat menghilangkan rasa curiga yang diberikan pihak lain bagi umat Katolik. Ia dapat meminimalisasi perselisihan yang timbul antara umat. Setelah Mussolini menguasai Yunani, Roncalli dapat mengusahakan bantuan uang bagi para korban. Ia dapat meringankan blockade bahan makanan dari Inggris. Ia dapat menyelamatkan 200.000 umat Yahudi dari kekejaman Hitler dengan cara mengusahakan suara babtis.
Ketika Roncalli berusia 72 tahun, ia diangkat sebagai Beterik Venezia. Sejak itu ia dapat melibatkan diri secara langsung dalam pembinaan mental umat yang telah disukainya sejak awal. Setiap tamu yang datang ke Wisma Baterik, tidak diatur secara resmi, bahkan boleh datang tanpa prosedur yang resmi, bahkan boleh datang tanpa pemberitahuan sebelumnya. Menurut tradisi, Kardinal Venezia terbilang anggota kelompok papabili, calon-calon Paus, Giuseppe Satto, yang kemudian menjadi Paus Pius X, sebelumnya pernah menjabat sebagai Baterik Venezia. Demikian juga Albino Luciani yang menjadi Paus Yohanes Paulus I, pernah menjabat Baterik Venezia.
Setelah Paus Pius XII wafat, Kardinal Roncalli masuk dalam konklaf. Roncalli sendiri mendapat dukungan yang kuat untuk menduduki posisi Paus. Ia mempunyai pengaruh besar dan sangat dihormati ketika menjabat sebagai Nuntius di Paris. Sejak awal masa jabatannya sebagai Paus, sebuah program yang jelas dalam semua tindakan dan pernyataannya dilaksakanan. Gereja terbuka pada kebutuhan dan tuntutan dunia, gaya pemerintahan koperatif, memanusiakan jabatan Petrus. Semua ini dilakukannya berlandaskan seni pergaulannya yang penuh rasa kemanusiaan.
Dalam bekerja, Roncalli yang berasal dari keluarga miskin, ia sering bertindak seperti layaknya pastor desa yang tiba-tiba ditempatkan dikota besar. Ia tidak binggung untuk berjalan-jalan sendirian di negara kecilnya. Dengan polos ia berbincang-bincang dengan para buruh dan tukang kebun, menghapuskan tradisi berlutut tiga kali, mengundang para tamu makan bersama dan menolak panggilan Paus “Bapa Suci yang bercahaya Roh Kudus”.
Paus Roncalli lebih menyukai hubungan dari hati ke hati. Ia menolak ditandu keemasan karena ia kikuk dan serba susah. Kepada para pemuka jemaat dikatakannya bahwa ia takut jatuh ketika duduk ditandu karena tubuhnya yang gemuk.
“Sederhanakanlah segala sesuatu yang rumit, dan jangan rumitkan segala sesuatu yang sudah sederhana.” Demikian semboyan yang sering ia katakan. Ia selalu memberikan amanat-amanatnya yang sederhana dan tidak pernah disiapkan terlebih dahulu. Ia yakin bahwa kunjungannya yang ramah dan kekeluargaan ke rumah piatu, rumah sakit akan lebih bermanfaat dari pada ensiklik-ensiklik dan pidato-pidato yang resmi. Kepada para tahanan

0 Comments:

Post a Comment

<< Home